MATERI GELOMBANG
BUNYI
A. Tema : Gelombang
bunyi
B. Judul : Media
pembelajara fisika menggunakan flash dalam
materi gelombang bunyi
C. Standart
Kompetensi : Menerapkan
konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
D. Kompetensi
Dasar :Menerapkan konsep
dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
E. Indikator :
1. Memformulasikan sifat-sifat
dasar gelombang bunyi
2. Merancang
percobaan untuk mengukur cepat rambat gelombang bunyi
3. Mengklasifikasian
gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya
4. Memformulasikan tinggi
nada pada beberapa alat penghasil bunyi
5. Memformulasikan gejala
pelayangan bunyi
6. Mengaplikasikan
peristiwa interferensi dan
resonansi bunyi pada kehidupan sehari-hari
7. Membuat
ulasan penerapan Efek Doppler untuk gelombang bunyi
8. Memformulasikan intensitas dan taraf
intensitas bunyi.
F. Tujuan :
1. Siswa
dapat memformulasikan sifat-sifat dasar gelombang bunyi
2. Siswa
dapat merancang percobaan untuk mengukur cepat
rambat gelombang bunyi
3. Siswa
dapat mengklasifikasian gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya
4. Siswa
dapat memformulasikan tinggi nada pada
beberapa alat penghasil bunyi
5. Siswa
dapat memformulasikan gejala pelayangan bunyi
6. Siswa
dapat mengaplikasikan peristiwa interferensi dan
resonansi bunyi pada kehidupan sehari-hari
7. Siswa
dapat membuat ulasan penerapan Efek Doppler untuk
gelombang bunyi
8. Siswa
dapat memformulasikan intensitas dan taraf intensitas bunyi
G. Dasar
Teori
A. Bunyi merupakan Gelombang
Longtudinal
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal,yaitu gelombang
yang terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak
gelombang tersebut, membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah (rapatandan
renggangan). Partikel yang saling berdesakan akan menghasilkan gelombang
bertekanan tinggi, sedangkan molekul yang meregang akan menghasilkan gelombang
bertekanan rendah. Kedua jenis gelombang ini menyebar dari sumber bunyi dan
bergerak secara bergantian padamedium.
Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan
gas, tetapi tidak bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel
zat yang akan mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh
jarak tertentu dalam satu waktu disebut kecepatan bunyi. Kecepatan
bunyi di udara bervariasi, bergantung temperatur udara dan kerapatannya.
Apabila temperatur udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah.
Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan
bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara.
Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar daripada
cepat rambat bunyi dalam zat cair dan udara. Tabel 1.1 menunjukkan cepat
rambat bunyi pada berbagai materi.
B. Sifat
Bunyi
Pada
umumnya, bunyi memiliki tiga sifat, yaitu tinggi rendah bunyi, kuat lemah
bunyi, dan warna bunyi. Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang
diterima oleh telinga manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran per detik).
Tinggi suara ( pitch) menunjukkan sifat bunyi yang mencirikan ketinggian
atau kerendahannya terhadap seorang pengamat. Sifat ini berhubungan dengan
frekuensi, namun tidak sama. Kekerasan bunyi juga memengaruhi titi nada. Hingga
1.000 Hz, meningkatnya kekerasan mengakibatkan turunnya titi nada. Gelombang
bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak
manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah 20 Hz sampai 20.000
Hz, di mana telinga manusia normal mampu mendengar suatu bunyi. Jangkauan
frekuensi ini disebut audiosonik. Sebuah gelombang bunyi yang
memiliki frekuensi di bawah 20 Hz dinamakan sebuah gelombang
infrasonik.Sementara itu, bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz
disebut ultrasonik. Banyak hewan yang dapat mendengar bunyi
yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Misalnya, kelelawar dapat mendeteksi bunyi
yang frekuensinya sampai 100.000 Hz, dan anjing dapat mendengar bunyi setinggi
50.000 Hz. Kelelawar menggunakan ultrasonik sebagai alat penyuara
gema untuk terbang dan berburu. Kelelawar mengeluarkan decitan yang sangat
tinggi dan menggunakan telinganya yang besar untuk menangkap mangsanya. Gema
itu memberitahu kelelawar mengenai lokasi mangsanya atau rintangan di depannya
(misalnya pohon atau dinding gua).
Gambar
1.1 Kelelawar mampu mendengar gelombang bunyi ultrasonik
Kuat
lemah atau intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima oleh
telinga manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut. Amplitudo adalah
simpangan maksimum, yaitu simpangan terjauh gelombang dari titik setimbangnya.Intensitas menunjukkan
sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika intensitasnya kecil, bunyi akan melemah
dan tidak dapat terdengar. Namun, apabila intensitasnya besar, bunyi menjadi
semakin kuat, sehingga berbahaya bagi alat pendengaran. Untuk mengetahui
hubungan antara amplitudo dan kuat nada, dapat diketahui dengan melakukan
percobaan menggunakan garputala. Garputala dipukulkan ke meja dengan dua
pukulan yang berbeda, akan dihasilkan yaitu pukulan yang keras menghasilkan bunyi
yang lebih kuat.
Hal ini
menunjukkan bahwa amplitudo getaran yang terjadi lebih besar. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kuat lemahnya nada atau bunyi bergantung pada besar
kecilnya amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran, maka semakin kuat pula
bunyi yang dihasilkan. Warna bunyi adalah bunyi yang diterima oleh alat
pendengaran berdasarkan sumber getarannya. Sumber getaran yang berbeda akan
menghasilkan bentuk gelombang bunyi yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan nada
yang sama dari dua sumber getaran yang berbeda pada telinga manusia.
Gambar
1.2 Kuat lemah bunyi dipengaruhi amplitudo :
a. Amplitudo
kecil
b. Amplitudo
besar
C. Efek
Doppler
Perubahan
frekuensi gerak gelombang yang disebabkan gerak relatif antara sumber dan
pengamat disebut sebagai efek Doppler, yang diusulkan seorang fisikawan
Austria, Christian Johann Doppler (1803 - 1853). Peristiwa ini dapat ditemukan
pada gelombang bunyi. Jika sebuah sumber dan pengamat sama-sama bergerak saling
mendekat, maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang
dihasilkan sumber. Sebaliknya, jika keduanya bergerak saling menjauh, maka
frekuensi yang terdengar akan lebih rendah. Sebagai contoh, sebuah sepeda motor
bergerak mendekati pengamat, maka suara putaran mesin akan terdengar lebih
keras. Tetapi, jika sepeda motor menjauh, perlahan-lahan suara putaran mesin
tidak terdengar.
Frekuensi
( f ) dari bunyi yang dihasilkan sebagai akibat gerak relatif dari
sumber dan pengamat dinyatakan oleh:
dengan
fp =
frekuensi bunyi yang terdengar (Hz)
v =
cepat rambat (m/s)
vp =
kecepatan pendengar (m/s)
vs =
kecepatan sumber bunyi (m/s)
fs =
frekuensi sumber bunyi (Hz)
tanda
(+) untuk pendengar mendekati sumber bunyi atau sumber bunyi menjauhi pendengar
tanda
(-) untuk pendengar menjauhi sumber bunyi atau sumber bunyi mendekati pendengar
Gambar
1.3
a) Suara
sepeda motor yang bergerak mendekat terdengar lebih keras
b) Suara
sepeda motor yang bergerak menjauh terdengar lebih pelan
D. Cepat
Rambat Gelombang
1. Cepat
Rambat Gelombang Tranversal pada Dawai
Gambar
1.4 Sanometer untuk menyelidiki cepat rambat gelombang pada dawai
Cepat
rambat gelombang transversal pada dawai atau kawat, diselidiki menggunakan
sebuah alat yang disebut sonometer. Sonometer merupakan sebuah
piranti yang terdiri atas kotak kosong berlubang dengan kawat yang ditegangkan
di atasnya. Satu ujung diikatkan, ujung yang lain dilewatkan katrol yang pada
ujungnya diberi beban untuk memberi tegangan kawat. Jika kawat digetarkan, maka
nada yang dihasilkan dapat ditala dengan garputala.Dengan cara ini, efek dari
panjang dan tegangan kawat dapat diselidiki. Frekuensi ( f ) yang
dihasilkan dinyatakan dengan persamaan:
dengan:
f =
frekuensi (Hz)
l =
panjang kawat atau dawai (m)
F =
tegangan kawat atau beban (N)
μ = massa kawat per satuan panjang
(kg/m)
2. Cepat
Rambat Bunyi
Bunyi
merupakan getaran yang dapat ditransmisikan oleh air, atau material lain
sebagai medium (perantara). Bunyi merupakan gelombang longitudinal dan ditandai
dengan frekuensi, intensitas (loudness), dan kualitas. Kecepatan bunyi
bergantung pada transmisi oleh mediumnya.
a. Cepat
Rambat Bunyi pada Zat Padat
Modulus
elastisitas atau modulus Young adalah perbandingan antara tegangan (stress)
dengan regangan (strain) dari suatu benda.
Gelombang
bunyi yang merambat dalam medium zat padat memiliki cepat rambat yang besarnya
dipengaruhi oleh modulus Young dan massa jenis zat, yang dirumuskan:
dengan E adalah modulus
Young (N/m2) dan ρ menyatakan
massa
jenis zat padat (kg/m3).
b. Cepat
Rambat Bunyi pada Zat Cair
Laju
gelombang bunyi dalam suatu medium yang memiliki modulus
curah B (bulk modulus) dan rapat massa dinyatakan oleh persamaan:
dengan ρ
adalah massa jenis zat cair, dan β adalah modulus
curah, yang menyatakan perbandingan tekanan pada sebuah benda terhadap
fraksi penurunan volume (N/m2).
c. Cepat
Rambat Bunyi pada Gas
Kecepatan
bunyi untuk gas, nilai E yang memengaruhi cepat rambat bunyi pada zat
padat setara dengan modulus bulk adiabatis, yaitu:
dengan P adalah
tekanan gas dan γ adalah nisbah kapasitas terminal
molar. Ini setara dengan:
dengan:
R =
tetapan molar gas (J/mol K)
M= massa
satu mol gas
T =
suhu termodinamika (K)
v
= cepat rambat bunyi (m/s)
Sementara
itu, γ merupakan konstanta yang bergantung
pada jenis gas, untuk udara mempunyai nilai 1,4.
E. Sumber
Bunyi
Setiap
bunyi yang kita dengar dihasilkan oleh suat benda yang bergetar. Benda yang
bergetar tersebut disebut sumber bunyi. Piano, biola, dan instrumen yang
dipergunakan dalam suatu orkes musik merupakan beberapa contoh benda-benda yang
bertindak sebagai sumber bunyi. Bunyi yang dihasilkan bergantung pada mekanisme
yang dipergunakan untuk membangkitkan bunyi. Getaran yang timbul dalam musik
mungkin dihasilkan oleh gesekan, petikan, atau dengan meniupkan udara ke dalam
instrumen tersebut. Biola, gitar, dan piano menggunakan senar yang bergetar
untuk menghasilkan bunyi. Sementara itu, terompet, seruling, dan flute
menggunakan kolom udara yang bergetar.
Gambar
1.5 Gelombang berdiri pada senar
1. Pipa
Organa Terbuka
Tabung
yang terbuka di kedua ujungnya pada sebuahalat musik tiup disebut pipa organa
terbuka. Tabung terbuka yang memiliki simpul
terbuka
simpangan di kedua ujungnya. Paling tidak terdapat satu simpul tertutup agar
terjadi gelombang berdiri di dalam pipa organa. Satu simpul tertutup
berhubungan dengan frekuensi dasar tabung. Jarak antara dua simpul tertutup
atau terbuka adalah setengah panjang gelombang, yaitu:
Jadi,
frekuensi dasar adalah:
dengan v adalah
kecepatan bunyi di udara.
Gelombang
berdiri dengan dua simpul tertutup merupakan nada tambahan pertama atau harmoni
kedua dan jaraknya setengah panjang gelombang dan dua kali lipat frekuensi.
2. Pipa
Organa Tertutup
Pada
tabung tertutup selalu ada simpangan simpul tertutup di ujung tertutup, karena
udara tidak bebas bergerak, dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara
dapat bergerak bebas). Jarak antara simpul tertutup dan terbuka terdekat adalah
¼ λ , maka frekuensi dasar pada tabung
hanya berhubungan dengan seperempat panjang gelombang di dalam tabung, yaitu:
Frekuensi
dasar pipa organa dirumuskan :
Pada
pipa organa tertutup, hanya harmoni ganjil saja yang ada. Nada tambahan
mempunyai frekuensi 3, 5, 7, ...kali frekuensi dasar. Gelombang dengan
frekuensi kelipatan genap dari frekuensi dasar tidak mungkin memiliki simpul
tertutup di satu ujung dan simpul terbuka di ujung yang lain.
F. Energi
dan Intensitas Gelombang
Gelombang
dapat merambat dari satu tempat ke tempat lain melalui medium yang
bermacam-macam. Gelombang dapat merambatkan energi. Dengan demikian, gelombang
mempunyai energi. Jika udara atau gas dilalui gelombang bunyi,
partikel-partikel udara akan bergetar sehingga setiap partikel akan mempunyai
energi sebesar:
dengan k =
tetapan, A = amplitudo
dengan:
E =
energi gelombang ( J)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
k =
konstanta (N/m)
f =
frekuensi (Hz)
A =
amplitudo (m)
1) Intensitas
Gelombang
Intensitas
bunyi menyatakan energi bunyi tiap detik (daya bunyi) yang menembus bidang
setiap satuan luas permukaan secara tegak lurus, dirumuskan dalam persamaan:
dengan I adalah
intensitas bunyi (watt/m2), A adalah luas bidang permukaan (m2), dan P menyatakan
daya bunyi (watt).
2) Taraf
Intensitas Bunyi
Intensitas
gelombang bunyi yang dapat didengar manusia rata-rata 10-12 watt/m2, yang
disebut ambang pendengaran. Sementara itu, intensitas
terbesar bunyi yang masih terdengar oleh manusia tanpa menimbulkan rasa sakit
adalah 1 watt/m2, yang disebut ambang perasaan. Hal itu
menyebabkan selang intensitas bunyi yang dapat merangsang pendengaran itu
besar, yaitu antara 10-12 watt/m2 sampai 1 watt/m2. Oleh karena itu, untuk
mengetahui taraf intensitas (TI ) bunyi, yaitu perbandingan antara
intensitas bunyi dengan harga ambang pendengaran, digunakan skala logaritma,
yang dirumuskan dalam persamaan:
dengan TI menyatakan
taraf intensitas bunyi (dB), I0 adalah harga ambang
intensitas bunyi (10 watt/m2), dan I adalah intensitas bunyi
(watt/m2). Besaran TItidak berdimensi dan mempunyai satuan bel, atau jauh
lebih umum desibel (dB), yang besarnya 10 1 bel (1 bel = 10 dB). Taraf
intensitas inilah yang memengaruhi kenyaringan bunyi. Tabel 1.2 menunjukkan
intensitas dan taraf intensitas pada sejumlah bunyi.
G. Pelayangan
Bunyi
Pelayangan
(beats) merupakan fenomena yang menerapkan prinsip interferensi gelombang.
Pelayangan akan terjadi jika dua sumber bunyi menghasilkan frekuensi gelombang
yang mempunyai beda frekuensi yang kecil. Kedua gelombang bunyi akan saling
berinterferensi dan tingkat suara pada posisi tertentu naik dan turun secara
bergantian. Peristiwa menurun atau meningkatnya kenyaringan secara berkala yang
terdengar ketika dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda dibunyikan pada
saat yang bersamaan disebut pelayangan. Gelombang akan saling
memperkuat dan memperlemah satu sama lain bergerak di dalam atau di luar dari
fasenya.
Gambar
1.6 Fenomena pelayangan terjadi sebagai akibat superposisi dua gelombang bunyi
dengan beda frekuensi kecil.
Karena
masing-masing nilai ini terjadi sekali di dalam setiap siklus, maka banyaknya
pelayangan per detik adalah dua kali frekuensi amplitudo, yaitu:
Jadi,
banyaknya pelayangan per detik setara dengan perbedaan frekuensi
gelombang-gelombang komponen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar